Alasan Perang Tidak Dilarang

Halo teman-teman Cahaya Tinta Indonesia! Nama saya Ammar Al-Hafiz Panjaitan. Manusia adalah makhluk hidup yang bergantung kepada makanan untuk kelangsungan hidupnya. Mereka akan berjuang untuk mendapatkan makanan selagi kesempatan di depan mata walaupun risikonya adalah nyawa mereka sendiri. Karena sama saja jika tidak makan nyawa mereka juga akan mati. Setelah masalah makanan dianggap tuntas atau tidak lagi dianggap sebagai masalah, manusia akan mengembangkan kebutuhan lainnya seperti rumah dan alat-alat untuk mempermudah kehidupannya. Ketika kehidupan manusia dapat dinilai mudah dan lebih banyak penghasilan dari kebutuhan, mereka akan terus meningkatkan kualitas hidup mereka seperti hiburan dan lainnya. Itulah sebagian hal yang kita ketahui dari kebiasaan masyarakat umum.

Beberapa hal yang kita ketahui pada era kolonialisme, setelah sebuah peradaban Eropa menginjak kualitas hidup yag sangat sejahtera, dengan serakahnya mereka akan merebut kekayaan sebuah peradaban lain yang belum sempat meraih status sejahtera. Mereka menyatakan perang hingga kemudian meng-eksploitasi kekayaan alamnya. Belum puas dengan kekayaan alam, mereka bahkan berani mengeksploitasi bangsa yang dijajahnya. Mereka menjual para penduduk yang tidak berdosa sebagai budak atau mempekerjakannya sebagai di sebuah proyek pembangunan, pertanian, dan pertambangan seolah-olah bangsa peradaban itu tidak pernah menjadi sebuah bangsa meredika

Lihatlah Bangsa Aztec, Maya, dan Inka di benua seberang. Bersyukurlah kita, Indonesia berhasil merdeka dan tidak terjajah seperti ketiga bangsa yang dulunya besar tersebut. Kini ketiga bangsa itu hanyalah minoritas. Wilayah yang dahulunya mereka kuasai kini telah didominasi para kolonis dari Eropa. hingga seiring berjalannya waktu, ratusan tahun sejak zaman penjajahan, seluruh dunia dipaksa menelan pahitnya perang besar. Puluhan juta nyawa melayang hanya untuk membendung keserakahan oknum-oknum yang memicu peperangan. Dunia mengalami trauma berat hingga akhirnya dibentuklah persatuan bangsa-bangsa dari seluruh penjuru bumi dengan tujuan membahas permasalahan-permasalahan agar kekejian seperti sebelumnya tidak terjadi lagi.

Alasan Perang Tidak Dilarang

Persatuan Bangsa-Bangsa membentuk kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Tujuan utama mereka adalah menjaga perdamaian seluruh dunia, mengembangkan  dan tujuan baik hubungan antar negara, mencapai kerja sama internasional dalam menangani konflik, penyakit, dan kemiskinan, dan menjadi wadah untuk menyatukan negara-negara di dunia. Hukum perang diberlakukan jika konflik antar negara pecah.

Mengapa perang hanya dibatasi dan tidak dilarang? Alasan dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja timbul kita adalah kebijakan sosial. Sebagian dari kita bahkan masih men-diskriminasikan bangsa lainnya seperti bangsa Afrika yang masih dianggap sebagai bangsa rendah. Kamu mungkin pernah mendengar istilah negara dunia pertama lebih unggul daripada negara dunia ketiga.

Perang terjadi bukan hanya karena keserakahan para pemimpinnya yang menginginkan kekayaan milik orang lain. Terkadang perang juga terjadi akibat kebencian atau kemarahan terhadap sesuatu yang berbeda dengan mereka seperti paham kapitalisme dengan komunisme, pembelaan terhadap sesuatu, kudeta terhadap pemimpin yang tidak cakap, sampai operasi memisahkan diri dari negara asalnya.

Kapanpun perang dapat terjadi. Negara kita, Indonesia, tidak akan diam jika ada militer asing yang menyatakan perang terhadap kita. Jika perang dilarang internasional dan semua negara yang berperang akan dianggap sebagai penjahat, apakah itu adil? Apakah adil jika penjajah mencaplok negeri kita sedangkan kita hanya diam menunggu koalisi internasional? Tentu tidak. Perang dilakukan jika negeri kita diserang, baik dari dalam maupun dari -luar. Tetapi perang dengan aturan seperti yang telah dirangkum Persatuan Bangsa-Bangsa. Jika ada yang berani melanggar, bersiaplah menjadi seperti korban Perang Teluk.

Penutup

Dari sini kita harus memandang sesuatu tidak hanya dengan logika egois kita. Benarlah kata mutiara yang menyatakan bahwa sesuatu yang baik menurut kita mungkin buruk bagi kita dan sesuatu yang menurut kita buruk mungkin baik bagi kita. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya. Mohon maaf jika ada kesalahan. Jika ada saran. kritik yang membangun, dan komentar, jangan sungkan-sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar atau mengontak kami. Sampai jumpa!

Referensi

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url