Kemajuan Teknologi, Semakin Mudah Untuk Melumpuhkan
Sobat Cahaya, Kegiatan melumpuhkan orang lain sudah terjadi sejak awal keberadaan manusia di permukaan bumi kita. Ada banyak variasi penyebabnya. Sebagian orang melumpuhkan orang lain karena gejolak perasaan seperti benci, marah, dendam, sampai cemburu. Tidak jarang juga orang-orang melumpuhkan karena kepentingan individual dan golongan tertentu.
Sebagai pesan, saya menulis artikel ini dengan kandungan sensitif seperti "pelumpuhan", tidak disertakan niat untuk menghasut sebuah golongan ataupun tokoh tertentu. Saya hanya ingin membagikan informasi seputar pembunuhan yang terus berkembang dengan campur tangan teknologi.
Kemajuan Teknologi, Semakin Mudah Untuk Melumpuhkan
Ini fakta yang belum ada penyangkalnya. Bayangkan betapa sulitnya orang-orang pada zaman dahulu menghabisi seorang penjahat sederajat dengan psikopat jika dia memiliki keahlian beladiri yang tinggi. Bahkan aparat pemerintahan yang berkuasa di sebuah daerah pada zaman sebelum ditemukan mesiu juga kewalahan menghadapi kelompok-kelompok penindas.
Bukan hanya di daratan, di lautan pun kelompok penindas tersebut berkeliaran. Karena belum ada kemajuan teknologi, haluan rombongan-rombongan pedagang diputar ketika kabar keberadaan bajak laut di rute yang akan mereka lalui tiba di telinga pemimpin rombongan.
Mengapa Orang Melumpuhkan Orang Lain?
Melumpuhkan seseorang berarti membuatnya tidak berdaya lagi, atau bahkan menyingkirkannya dari dunia ini. Umumnya seseorang melumpuhkan orang lain karena memiliki penyebab tersendiri. Kecuali orang yang itu mengidap penyakit gila, sehingga dia tega melumpuhkan seseorang tanpa alasan yang jelas. Penyebab-penyebab yang paling sering ditemukan kasusnya adalah akibat dari korban perasaan seperti kebencian, kecemburuan, keserakahan, bahkan juga kekhawatiran. Tidak jarang juga seseorang melumpuhkan orang lain untuk membela diri dari sebuah kejahatan.
Kebanyakan manusia biasa normal tidak akan pernah lepas dari perasaan-perasaan buruk tersebut, dan dirinya sendirilah yang mengontrol perasaan itu. Semua manusia pasti pernah marah. Tetapi hanya sebagian yang tidak melampiaskan amarahnya. Semua orang pasti pernah memiliki perasaan-perasaan khusus. Tapi hanya sebagian yang mengontrol dirinya agar tidak terbawa perasaan. Karena risiko pelampiasan amarah sering tidak hanya merugikan subjek dan target, tetapi juga objek-objek di sekitarnya.
Dari sini kita ambil kesimpulan bahwa kegiatan tersebut dapat terjadi kepada semua orang mengingat perasaan-perasaan akan selalu muncul sebagai reaksi dari sebuah kejadian. Selalu ada orang yang melumpuhkan orang lain jika masih banyak orang yang tidak dapat mengendalikan hasrat dan sisi emosionalnya.
Tingkat Teknologi Pelumpuh
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penemuan-penemuan terbaru. Mulai dari segi mekanik, elektronik, medis, dan sebagainya. Seperti kemajuan teknologi medis yang semakin meningkatkan peluang bagi orang-orang sakit untuk sembuh, kemajuan teknologi apalagi dari golongan mekatronik juga meningkatkan peluang orang-orang untuk melakukan kegiatan kejam ini.
Sehingga, dengan ditemukannya teknologi dari gabungan antara ilmu mekanik dan elektronik, seseorang tidak perlu susah-susah berkelahi. Hanya cukup menarik pelatuk, melepaskan tutup botol, atau menekan tombol untuk melumpuhkan sesuatu. Di sini, saya membagi tingkatan kemajuan teknologi pelumpuh menjadi beberapa bagian waktu.
1. Era Awal (Awal Manusia Di Bumi)
Berkelahi Dengan Fisik (Tanpa Alat)
Walaupun telah menjumpai banyak benda-benda keras disekitar mereka, orang-orang pada era ini berkelahi dengan tangan dan kaki. Mereka melakukannya tanpa alat dengan alasan kehormatan. Walau akhirnya kebiasaan ini tetap terjadi hingga saat ini. Kunci dalam pertarungan fisik ini adalah keahlian berkelahi dan otot.
Menghantam Dengan Batu Atau Benda Keras Lainnya
Orang-orang pada masa awal harus berusaha mati-matian untuk melumpuhkan lawannya, apalagi jika lawannya lebih kuat fisiknya. Batu atau benda keras sebagai alat hantaman bisa menjadi solusi terhadap orang-orang yang memiliki otot besar, walaupun kecil kemungkinan untuk bisa melumpuhkannya.
Selain menghantamkan benda keras, kemungkinan orang-orang pada zaman ini juga melemparkan batu baik langsung melalui tangan, ataupun melalui alat-alat lempar seperti ketapel. Kunci untuk menghindari kelumpuhan akibat hantaman benda-benda keras tersebut adalah kelincahan dan jarak.
2. Era Kuno
Bertarung Dengan Benda Tajam
Seiring berkembangnya zaman, alat-alat semakin bermunculan. Pisau berguna untuk menyembelih hewan. Kapan berguna untuk menebang pohon. Tombak berguna untuk berburu hewan di hutan. Tetapi, tidak jarang juga alat-alat tersebut disalahgunakan untuk melumpuhkan orang lain.
Di sini peluang untuk melumpuhkan orang-orang berotot besar meningkat, kecuali orang berotot itu memiliki keahlian khusus di bidang benda tajam tersebut. Kunci untuk menghindari kelumpuhan akibat benda-benda tajam tersebut adalah tangkisan. perisai, zirah, hingga kelincahan.
Meluncurkan Anak Panah Dari Jauh
Tidak perlu lagi melemparkan batu sebanyak-banyaknya ke lawan. Cukup tarik anak panah ke tali busur, yang tentunya juga dengan keahlian busur, dan lepaskan. Satu lesatan cukup jika anak panah tertancap di bagian-bagian vital target.
Di zaman ini berkembang banyak jenis busur. Mulai dari busur biasa, busur silang, busur panjang yang bisa menembus zirah, sampai busur raksasa balista. Kunci utama untuk menghindari kelumpuhan akibat alat-alat ini adalah kelincahan dan jarak. Zirah dan perisai tidak bisa menjamin kelangsungan target mengingat ada jenis busur yang bisa menembus zirah.
Meracuni Makanan Dan Minuman Korban
Selain jarak bertarung jarak dekat ataupun jarak jauh, ternyata ada cara melumpuhkan orang lain tanpa harus bertarung, yaitu meracuni makanan atau minuman target. Biasanya korban-korban dengan cara ini adalah para jendral atau penguasa berpengaruh kuat yang tidak mungkin dapat bertarung dengannya. Tidak jarang juga pelaku tidak diketahui jika ada kasus pembunuhan dengan cara seperti ini
Kunci untuk menghindari pembunuhan dengan jalan ini adalah dengan hati-hati memilih orang-orang yang dipercaya. Bukankah begitu mudah bagi peracun untuk membunuh orang terkuat pada masanya?
3. Era Pertengahan
Menarik Pelatuk Senjata Api
Pada zaman ini, penggunaan pedang, kapak, tombak, dan busur untuk melumpuhkan seseorang sudah mulai pudar. Hanya benda-benda fleksibel seperti pisau yang masih bertahan. Tidak semua orang bisa membuat senjata api. Senjata-senjata itu diproduksi individual dan perkelompok untuk disalurkan kepada orang-orang yang memerlukannya seperti rombongan pedagang, prajurit negeri, bahkan kepada para penjahat.
Peluang untuk melumpuhkan bagi orang biasa hanya satu atau dua orang. Jumlah lawan yang lebih dari dua hanya akan membuat orang biasa tertembak karena banyaknya peluru yang melayang. Berbeda dengan penembak yang sangat terlatih. Penembak sangat terlatih bahkan berpeluang untuk melumpuhkan sampai dua puluh lawannya jika medannya cocok, walaupun ada juga bagian-bagian tubuhnya yang tersarang peluru.
Kunci untuk menghindari kelumpuhan akibat senjata api adalah kelincahan, pengetahuan tentang medan, dan kecepatan refleks. Kamu harus tahu bahwa latihan para tentara bukan untuk memperhatikan sekitar dengan santai. Pertempuran dengan senjata api mengandalkan gerakan refleks untuk menghindar. Satu detik saja terlambat menghindar, bersiaplah peluru bersarang di tubuhmu.
Membakar Sumbu Meriam
Masih ada banyak tembok pertahanan pada zaman ini. Biasanya tujuan utama tembok-tembok tersebut dibangun adalah untuk melindungi kota dari kepungan penyerang. Tembok kota terkuat pada masanya adalah tembok kota Konstantinopel di Negeri Byzantium yang kini telah berubah namanya menjadi Istanbul. Tembok kota ya, bukan tembok negara. Pasukan Utsmani berhasil merebut kota tersebut menggunakan meriam-meriam besar.
Meriam juga masih digunakan sampai saat ini. Tentunya meriam yang digunakan abad pertengahan dengan zaman sekarang sudah jauh berbeda. Hampir tidak ada celah untuk menghindari serangan meriam, kecuali pengendali meriamnya sudah lumpuh terlebih dahulu. Intinya, target meriam harus menghindari arah moncong meriam secepat mungkin sebelum mocong tersebut muntah.
4. Pra Dan Pasca Perang Dunia
Memberondong Dengan Peluru
Mulai dari zaman ini, senjata api disandingkan dengan mesin. Tidak perlu repot-repot menarik kekang setelah sekali menembak. Jika sebelumnya orang biasa hanya bisa melumpuhkan satu sampai dua orang, kini orang biasapun bisa melumpuhkan ratusan orang dengan tembakan babi buta jika para targetnya tidak melawan atau malah lari. Beda halnya jika targetnya melawan. Satu orang terlatih pun peluangnya untuk dilumpuhkan sangat kecil bagi orang biasa.
Kunci untuk menghindari kelumpuhan akibat serangan senjata api yang telah dilengkapi dengan mesin adalah bersembunyi dari arah tembakan. Jika medannya tidak mendukung seperti di lapangan, gurun, dan sebagainya, sebaiknya agak menurunkan badan atau tiarap. Jarak yang jauh juga sangat mendukung pertahanan, kecuali penembaknya adalah penembak jitu.
Menggerakkan Tank Baja
Tank lahir sejak Perang Dunia Pertama. Tank adalah kendaraan tempur berlapis baja. Rodanya berbentuk rantai. Teknologi ini memanfaatkan meriam besar sebagai senjata utamanya. Di darat, tank adalah kendaraan sekaligus senjata paling tangguh. Serangan tank dapat menyebabkan target darat apapun langsung luluh lantak. Tambah lagi efek mental buruk terhadap prajurit darat jika berhadapan langsung.
Kunci untuk menghindari kelumpuhan jika berhadapan dengan senjata sekaligus kendaraan ini adalah bersembunyi. Jangan pernah berhadapan langsung dengan tank dalam posisi perang, atau risikonya pengendali senjata dari dalam tank akan langsung memberondong dengan peluru.
Menghujani Dengan Peledak
Pada zaman ini, orang-orang sudah mengenal peledak-peledak. Peledak paling umum adalah granat. Meski jangkauan ledaknya kecil, efeknya mengerikan. Itu baru granat. Belum lagi peledak jenis misil yang diluncurkan dari artileri atau dihujankan oleh pesawat pengangkut peledak. Ini yang paling mengerikan dari seluruh senjata api.
Kunci untuk menghindari kelumpuhan total dari serangan peledak adalah jarak. Jauhi sumber dan target ledakan secepat mungkin. Jika sudah terlanjur dan efek ledakan tidak terlalu parah, jangan menahan nafas! Bernafaslah melalui mulut secara cepat. Karena ledakan melemparkan bahan peledak dengan kecepatan supersonik yang akan mempengaruhi organ-organ dalam tubuh yang berisi udara seperti paru-paru ginjal, dan usus.
Melepaskan Wabah Penyakit
Tidak harus terjun langsung ke lapangan, seseorang dengan mudah melepaskan ke sebuah daerah suatu penyakit baik itu bakteri, virus, parasit, sampai prion. Teknologi ini disebut senjata biologis. Penyerang tidak perlu memikirkan cara untuk menyentuh target. Dia hanya perlu membiarkan alam sekitarnya sendiri yang bekerja. Dia hanya perlu memikirkan bagaimana dia tidak terkena dampak penyakit yang disebarkannya.
Teknologi jenis ini sangat berbahaya dan efeknya juga berimbas kepada orang yang tidak bersangkutan. Kunci untuk menghindari kelumpuhan dari senjata mengerikan ini adalah tidak berinteraksi langsung kepada orang yang telah terinfeksi penyakit tersebut. Jika kamu berada di dalam area terkontaminasi, jangan keluar. Berusahalah yang terbaik sambil berdoa. Jika kamu di luar tempat terkontaminasi, sebaiknya jangan dikepoin. Menjauhlah secepat mungkin sebelum tempatmu mulai terjangkit.
Ayo Ikut Serta Mencerahkan!
Setelah menjelaskan lebih lanjut seputar kemajuan teknologi, saya mengajak sobat pembaca untuk ikut serta dalam pembangunan website ini. Jika sobat memiliki karya-karya yang menurut sobat cocok untuk dipublikasikan ke dalam website ini, jangan sungkan-sungkan! Hadiah khusus menunggumu jika karyamu diterima. Tapi kamu harus ingat, tujuan penerbitan karyamu di website ini bukan untuk membanggakan diri atau mencari nama. Berusahalah untuk melakukannya dengan tulus untuk dapat kerelaan dari Sang Pencipta. Karena dunia ini hanya tempat untuk bersinggah dan kita hanya sementara berada di dunia ini.
Hubungi pengembang website ini melalui email atau sms untuk menyalurkan karya yang telah kamu tulis, tentunya harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Jangan lupa menyertakan identitas lengkap seperti nama panjang, usia, alamat serta alamat email atau nomor seluler.
Email : greatteamwork000@gmail.com
SMS : +62 896 4690 0014
Penutup
Terima kasih para pembaca karena telah meluangkan waktunya walaupun sekilas hanya untuk membaca beberapa paragraf artikel ini. Kunjungan kamu di stus ini sangat saya hargai. Apalagi jika teman-teman pembaca sudi membagikan artikel ini. Jika teman-teman memiliki saran, opini, kritik yang sifatnya membangun, teman-teman diperbolehkan untuk menghubungi saya. Kalian dapat memberikannya lewat komentar di bawah ini, via email, facebook, whats app, dan lainnya yang telah saya sediakan sebagai jalan untuk mengontak saya.
Referensi
- Tip Menyelamatkan Diri Saat Serangan Bom. (2016). Diakses pada 19 Januari 2022, dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698500/tip-menyelamatkan-diri-saat-serangan-bom